Wherever you’re going, I wanna go, Wherever you ahead again, Let me know, I don’t mind catching up, I’m on my way, Just can’t take the thought of you miles away. And I know you’re going somewhere to make a better life, I hope that you find it on the first try, And even though it kills me, That you have to go, I know it’ll be sadder, If you never hit the road, So farewell!Somebody is gonna miss you, Farewell, Somebody is gonna wish that you were here, That somebody is meI will write to tell you what’s going on, But you won’t miss nothing but the same old song, If you don’t mind catching up, I’ll spend the day telling you stories about a land far away, And I know you’re going somewhere to make a better life, I hope that you find it on the first try, And even though it kills me, That you have to go, I know it’ll be sadder, If you never hit the road, So farewell!(Rihanna)
Sedang mendengarkan lagu ini ditengah kondisi mata yang tinggal 10 watt! Rihanna menyanyikan sebuah lagu yang tetiba membuat hati tergelitik untuk menulis disini. Coba perhatikan saja lirik di atas tadi. Kemudian pikirkan perasaan apa yang tersirat.
Seperti perih, seperti sakit hati, seperti sebuah pengorbanan. Entah apa. Perasaan ‘seperti’ yang mendadak menghadirkan perasaan tidak nyaman di dinding hati saya. Hahaha. Mungkin karena sedang sensitif saja. Anggaplah begitu.
Farewell.
Perpisahan adalah sebuah perasaan menepi. Melarikan kesedihan dengan sebuah perayaan gempita. Memang ada senyuman, pelukan terakhir yang paling hangat, dan lambaian tangan seolah menandakan ‘hey aku baik-baik saja’ padahal tidak. Satu kata saja untuk merangkumnya. Kemunafikan. Semua hanya pura-pura senang, berlomba menyembunyikan luka, dan mungkin termasuk saya.
Seperti ada perpisahan yang terlalu berat, bahkan untuk suatu hubungan yang tak tahu bagaimana ceritanya dimulai.
Teruntuk dua kelingking yang terpaut, relakan waktu, kesempatan, dan hati. Untuk sebuah perpisahan, yang tak pernah kita tahu kapan harus ada dan benar-benar nyata.