Ada beberapa hal yang ingin aku katakan kepada kamu malam ini, hal yang membuatku selama ini tidak bisa berfikir waras tentangmu. Malam ini aku rindu kamu! Itu yang ingin aku sampaikan namun entah apakah aku masih pantas mengatakan rindu, masih bisa kah kamu mebalas lima huruf itu yang membuat aku sesak setiap malam ketika mengingatmu dengan semua kenangan yang pernah kita tanam. Seutuhnya aku hanya ingin mengatakan, berteriak di telingamu, menghabiskan semua sesak yang aku rasa. Setelah kau pergi apa yang kurasa? hampa! yaa.. sebuah kata yang terdengar berlebihan tapi memang itu yang aku rasakan tapi aku yakin kalau kehampaan ini hanyalah sementara, sama seperti aku di tinggal seseorang sebelum kamu masuk kedalam hidup ini dan aku hanya menunggu waktu yang akan menyapu semua kehampaan yang ada. Aku cukup diam menghabiskan semua rasa yang ada saat ini dan berdo’a agar diri ini kembali seperti semula seperti sebelum kehadiran dan kepergianmu.
Merasa aneh pada diri sendiri yang selalu bisa memaafkan semua kesalahan dan kebohonganmu, habis semua akal sehat yang selama ini aku pertahankan, aku tidak tahu bius apa yang kamu berikan kedalam telingaku hingga sebegitu percayanya aku dengan apa yang kamu katakan di masa kita atau aku terhypnotis atas semua yang ada di dalam dirimu, kagum yang tiada batas. Aku sungguh mengagumimu saat itu, semua gerakmu aku kagumi, semua perkaataanmu aku percaya walaupun hari ini terbukti semuanya salah karna kamu sekarang lebih memilih untuk pergi entah dengan siapa sedangkan aku terhempas dengan semua nalar yang belum sembuh.
Apa aku harus bodoh seperti yang lain mengatakan sesungguhnya cinta tak harus memiliki dan mendo’akanmu bahagia disana sedangkan aku tersiksa rasa yang tak kunjung aku temui sudahnya, atau aku harus diam tanpa mendo’kanmu dan berhenti berusaha supaya kamu kembali. Saat ini aku berada dipuncak kebingungan entah apa yang harus aku lakukan. Apa isi hati dan fikiranku harus aku pertahankan atau aku buang secepatnya. Aku membiarkan asa-ku hilang dengan sendirinya tanpa memupuknya namun waktu tak mampu mengikis walaupun hanya sedikit. Ada satu hal yang aku takutkan yaitu ketika kamu mengatakan “Hai, apa kabar?” setelah lama kita tidak bertemu karena aku yakin kata itu akan terdengar lebih menyakitkan jika dibandingkan perpisahan kita dan jawaban apa yang harus aku berikan atas pertanyaan itu? apa yang harus aku lakukan untuk menepis kata itu dan melihat senyummu ternyata lebih merekah jika dibandingkan ketika bersamaku, jika demikian aku tahu bahawa kepergianmu saat itu adalah tujuan kebahagiaanmu bukan demi kebaikan kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar